Kamis, 16 April 2009

SEMINAR KEWIRAUSAHAAN DIKTI : MENCARI ANCHOR KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI

Mayoritas lulusan perguruan tinggi lebih memilih sebagai karyawan atau pekerja dalam instansi tertentu dibanding memiliki usaha sendiri dan memperkerjakan orang lain . Dengan demikian, Perguruan tinggi memiliki tantangan merubah pandangan lulusan perguruan tinggi dari job seeker menjadi job creator . Keadaan tersebut ditambah dengan lapangan kerja yang terbatas berimbas pada angka pengangguran yang semakin tinggi. Pada tahun 2006 angka pengangguran mencapai 10,8-11% dari tenaga kerja yang masuk kategori pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin mencapai 39,5 juta orang atau 17,75% dari 222 juta orang penduduk Indonesia (Dikti, 2009).

Perguruan tinggi adalah salah satu tempat yang paling pas untuk melakukan pendidikan kewirausahaan dan sebagai salah satu solusi tepat yang mampu melakukan terobosan–terobosan masalah yang dihadapi bangsa. Dikti menjadikan program kewirausahaan sebagai salah satu program prioritas nasional yang harus dijalankan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun anggaran 2009 Dikti kembali menggalakkan Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi antara lain melalui program Pendidikan Mahasiswa Wirausaha ,TOT Pendidikan Kewirausahaan bagi dosen, program Cooperative Academy Education ( Program Belajar Bekerja Terpadu).

Dalam rangka persiapan pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan tersebut , Dikti pada Jumat ( 27/3) yang lalu menyelenggarakan Seminar Pendidikan Kewirausahaan diikuti oleh 83 Perguruan Tinggi Negeri ( PTN ), Koordinator kopertis dan 103 Perguruan Tinggi Swasta. Pada kesempatan tersebut, Prof. M.Suyanto, Ketua STMIK AMIKOM, sebagai narasumber yang memaparkan meteri ” Berbagai Pengalamanan dalam pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan bagi Mahasiswa.

Dalam acara tersebut hadir pula Dirjen Dikti, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D dan narasumber yang lain seperti Surna Thahja D- SBM ITB, Sukoriyanto – Corporate Scretary Bank Mandiri Tbk , Khairul Salim – Entrepreneur College dan Antonius Tanan, Presiden Directur UCEC.

“Indonesia, minimal harus memiliki 2 persen wirausahawan dari total populasi. Saat ini, penduduk Indonesia yang berani mengambil resiko, menjadi wirausahawan, tidak lebih dari 0,80 persen. Peran perguruan tinggi sangat besar untuk mewujudkan mimpi ini,” kata Dirjen Dikti, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D dalam sambutan beliau pada acara Seminar Pendidikan Kewirausahaan (27/03/09) di Auditorium Dikti, Jakarta.
Dari 2.900an perguruan tinggi Indonesia, kata Dirjen, direncanakan 10 persen diantaranya, sekitar 300-an perguruan tinggi menjadi anchor dari pendidikan kewirausahaan ini. Program ini demand driven dan bukan top down sifatnya. Diperuntukkan bagi perguruan tinggi yang mau dan memiliki kesiapan. Pada masing-masing perguruan tinggi itu, lima orang dosen akan menjadi anchor terpentingnya. Mereka akan mendapatkan pelatihan kewirausahaan misalnya di Kauffman Foundation, salah satu foundation terbesar di Amerika yang mendedikasikan dirinya untuk pendidikan dan kewirausahaan. Mereka tidak lagi diberikan pengenalan teoritik, tapi ’dibenamkan’ dalam kekayaan praktek langsung seperti pengalaman magang di perusahaan ternama di Amerika.

Lima orang terpilih, kata Dirjen akan diperjalankan ke seluruh perguruan tinggi Indonesia untuk membagi ilmu dan spirit kewirausahaan. Mereka menjadi ibu atau pelatih bagi yang lainnya dalam mentransfer pengetahuan dan mendidik bagaimana cara memulai kegiatan kewirausahaan ini.

Dikutip dari :
http://www.amikom.ac.id/main/berita.php?page=seminar-kewirausahaan-dikti--:-mencari-anchor-kewi

No response to “SEMINAR KEWIRAUSAHAAN DIKTI : MENCARI ANCHOR KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI”

Leave a reply

 
© 2009 Kumpul Kempoel. All Rights Reserved | Powered by Blogger
Design by psdvibe | Bloggerized By LawnyDesignz